Mahasantri Assunniyyah Menambah Wawasan dengan Studium General

Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) adalah sebuah organisasi yang terbentuk baru – baru ini dan merupakan organisasi interen Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember. Seiring dengan perkembangannya kampus Ma’had Aly mengadakan kegiatan Studium General yang dijalankan oleh kepengurusan BEM. Kegiatan ini mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan tema ilmu hadits. Hal ini disesuaikan dengan jurusan yang diambil oleh Ma’had Aly Assunniyyah, yakni hadits wa ulumihi.

Forum tersebut juga dihadiri oleh para dewan Masyayikh dan dewan asatid Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember. Dan tak lupa tentunya para Mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah mulai dari semester 1 hingga semester 7.

img-20190715-wa0003img-20190715-wa0001Studium general kali ini diselenggarakan pada hari Sabtu,13 Juli 2019, menghadirkan Ketua PCNU Jember, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin sebagai narasumber. Beliau juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darul Arifin, Bangsal Sari Jember. Acara bergensi tersebut mengusung judul “Sejarah masuknya hadits dan ilmu hadits di Indonesia”.

Narasumber memulai penyampaian materinya dengan menjelaskan masuknya agama Islam di Indonesia, dimana sekarang ini, Indonesia merupakan negara dengan peganut agama Islam terbesar hingga mencapai 200 juta lebih. Kesuksesan ini merupakan hasil jerih payah para waliyullah yang mengenalkan Islam melalui pendekatan ilmu tasawuf.

Beliau juga memaparkan bahwa ragam ilmu hadits pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Universitas yang didirikan sekitar tahun 1940 an. Ditengah studi, para hadirin dibuat ketawa oleh narasumber karena penjelasan beliau yang mengungkapkan, “Kajian – kajian ilmu hadits di Indonesia bukan prioritas dikarenakan kebanyakan masyarakat Indonesia berujuk pada kajian ilmu Fiqih”. Kemudian beliau menceritakan sebuah kisah, ada seorang dosen di universitas Jember yang ingin mengkaji ilmu sosial dalam program tanya jawab di salah satu radio Jember. “Namun siapa sangka, masyarakat bukanya tanya masalah sosial melainkan hanya fiqih, fiqih, dan fiqih yang selalu ditanyakan”, ungkap beliau.

Setelah selesai menyampaikan beberapa hal mengenai sejarah hadits dan ilmu hadits di Indonesia secara tuntas, beliau menyodorkan kepada para hadirin untuk mengajukan beberapa pertanyaan. Dan hadirinpun banyak yang bertanya, salah satunya ialah dari dewan Masyayikh yakni Agus Iqbal M. Rodhli. Narasumber menjawab semua ajuan pertanyaan yang di sampaikan oleh para hadirin hingga acara studi pun berakhir dengan lancar dan ditutup dengan do’a. @FikrHolil

Tinggalkan Balasan

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com